Tuesday, July 13, 2010

CALON MANTAN ADIK IPARKU

Mantan Calon Adik Iparku




Oleh : Lanisa Jingga





Ku perhatikan surat undangan berwarna merah hati itu, di dalamnya berisi nama Faisal dan gemala. Akhirnya mantan calon adik iparku itu menikah juga. Mantan calon??? Ya… dulu Dek Mala adalah pacar adik lelakiku. Hubungan yang mereka jalani pada akhirnya membuat aku memanggil dek Mala calon adik ipar.



Aji, adikku, sangat mencintainya. Karena aku tahu, Mala lah perempuan satu-satunya yang pernah mencuri hatinya. Lagipun aku sangat kenal dengan sifat adikku itu, dia tidak akan pernah main-main dengan perasaannyya sendiri. Dia akan maju jika dia benar-benar menginginkan sesuatu. Hingga pada akhirnya tragedy itu terjadi, Mala minta putus. Aku tak tahu pasti apa yang terjadi pada mereka, karena saat itu, statusku sebagai seorang istritelah menyita waktuku sehingga aku jarang bertemu mereka lagi.



Masih kuperhatikan undangan pernikahan itu ketika sebuah sms masuk dalam hp yang aku letak di atas meja.



Mbak sibuk ga?? Bisa ketemu??



Panjang umur ni orang, baru saja aku lamunkan, tiba-tiba smsnya datang.



Kapan?? Apa ga ganggu persiapanmu?



Ikut mbak aja kapan bisanya.



Baiklah, satu jam lagi ketemu di taman kota ya, mbak bawa Neysa.





*&*



Suasana taman kota yang asri menjadikan siang itu tak begitu panas. Banyak pepohonan yang meneduhkan, ada arena bermain anak-anak, yang ini yang disukai Neysa. Kami mengambil tempat duduk di seberang taman bermain, selain dapat mengawasi Neysa tempat itu juga terllindung dari matahari.



Mala masih diam. Masih asyik memperhatikan Neysa dan anak-anak yang lain bermain-main dengan riang.



“Mereka bahagia sekali ya mbak??”



Akhirnya kebisuan terpecah. Aku tersenyum. “Dek Mala kan juga bahagia, kan sebentar lagi akan bersanding dengan pujaan hati.” Kuperhatikan raut wajah Mala yang tiba-tiba berubah, ada aura mendung bergelayut di matanya.



“Kalau boleh berharap, sebenarnya Mala ingin Mas Aji dalam persandingan itu mbak. Seperti dulu, saat pernikahan mbak, aku sungguh bahagia sekali.”



Sedikit kaget dengan pernyataannya itu. Memang aku masih ingat jelas, saat pernikahanku dulu, Dek Mala aku daulat menjadi salah satu pagar ayu dan tentu saja Aji menjadi pagar bagusnya. Pas sesi foto-foto mereka menggunakan pelaminku untuk foto berdua, terlihat jelas pasangan yang serasi.



“Aku mencintai Mas Aji, mbak. Mencintai ayah-ibu dan mencintai mbak. Tapi karena tindakan bodohku, semua impian hancur. Aku telah menyakiti Mas Aji hingga ia membenciku.” Ada isak dalam kalimat terakhirnya.



“Aji ga pernah membencimu, Dek”



“Tapi dia pergi mbak, dan tak mau memaafkan aku…”



“Kepergiaannya ke Negeri Sakura bukan karena ia membencimu. Percayalah dia akan bahagia jika kau bahagia. Doakan saja dia juga segera mendapatkan kebahagiaan sepertimu. Kamu tetap adik mbak, tetap anak ayah-ibu, jika kamu merindui kami, pintu rumah kami masih selalu terbuka untukmu.” Kuhadiahkan senyum untuk mengusir galau di hati Mala.



“Tanteeee….. tante… ayo temeni neysa main ayunaaaannnn…..” rengek Neysa pada Mala.



“Tuh kan Neysa pun tau kalo Dek Mala tetap tantenya..”kataku.





*&*



Hari ini pernikahan Dek Mala, aku datang bersama ayah-ibu, suamiku dan tentu saja anak semata wayangku, Neysa. Dek Mala benar-benar cantik hari ini. Dengan balutan baju kebaya warna merah. Kami langsung menuju panggung pelamin, kuperhatikan Dek Mala mencium tangan ayahku, lalu mencium tangan ibuku dan hadiah ciuman di kedua pipi terakhir di keningnya. Suamiku yang menggendong Neysa hanya salaman aja dengan kedua mempelai. Sedangkan aku sendiri, kucim kedua pipinya sambil mengucapkan selamat dan doa untuknya. Terlihat airmata mulai luluh dari ujung mata Dek mala, kemudian kuusap perlahan, “jelek tau kalu make up nya luntur.”

Setelahnya kami foto bersama, sekeluarga.. ayah-ibu di sebelah kanan faisal,aku dan suamiku di sebelah kiri Dek Mala, sedangkan putri kecil kami nangkring di tengah-tengah.



Resepsi ini sangat meriah, penuh keceriaan. Kuraih HP di tas kecilku.



“Bidadarimu cantik sekali.” Kulayangkan sebuah pesan singkat ke negeri nun jauh di sana. Tak berapa lama pesan balasan masuk.



“Aku tahu, Mala selalu cantik, dan dia akan terlihat cantik saat kebaya membalut tubuhnya. Anggun. Tapi mbak tahu, kecantikannya akan lebih terserlah kalo yang di sampingnya adalah lelaki ganteng kayak aku. Hehehehe…:P”



Ada nada getir dalam balasan tersebut, tapi masih saja dia bisa bercanca, dan aku yakin adikku sudah bisa menerima kenyataan ini. Kulirik Mala yang masih lena melayan tetamu yang hadir memberi restu dan doa kebahagiaan. Walau Cuma mantan calon adik ipar saying kami tidak pernah berkurang

1 comment:

  1. met sore mba kembang cempluk
    salam kenal dari anak baru .asia
    mohon kritik dan sarannya

    ReplyDelete