Tuesday, July 20, 2010

Keluguan Mereka

pagi tadi, kembali melangkahkan kaki tuk kembali bekerja. karena minggu ini giliran shift pagi.
sudah 2 hari ini aku melihat anak-anak baru. lumayan banyaklah... dilihat dari mukanya masih kecil-kecil berumur sekitar 20-an, atau mungkin masih baru lulus sekolah.

 keluguan masih terpancar dari wajah-wajah mereka. masih sangat polos. para senior tertawa saat ada salah satu dri mereka bertanya pada sopir bus yang selalu ngantar jemput kami.

"pak ini masuk pen lima???" tanyanya.

aneh.. ya terdengar aneh pada telinga kami yang rata-rata dah lebih dari setahun di malaysia, aku sendiri kan dah mau menyelesaikan tahun kelimaku.

kalimat yang seharusnya, "pakcik, ni masuk pen five??" sengaja aku sebutkan dengan kata, angka 5 tersebut.


keluaguan mereka, semoga nantinya tak tercemar oleh racun kebebasan hidup sendiri atau gemerlapnya Malaysia. semoga mereka bisa memperbaiki citra Indonesia yang sudah lebih dulu tercoreng dengan ulah-ulah orang kita sendiri. semoga mereka nantinya tidak menambah panjang daftar kasus yang melibatkan warga Indonesia di malaysia......

Thursday, July 15, 2010

KADO UNTUK BUNDA

KADO UNTUK BUNDA








Tanggal 14 Juli kemarin adalah hari spesial buat mamak, wanita yang begitu aku cintai. Dan gilanya aku LUPA!! Sampai hampir tengah malam waktu Malaysia sebuah komen di wall adikku menyadarkan aku.





“kenapa ga nelpon??? Lupa ini hari apa??”





Itu yang ditulis adikku, seperti sebuah tamparan. Kenapa aku bisa lupa??? Tambah bikin sedih saat tahu tak ada sedikit pun pulsa dalam hp ku, hanya sms gratis untuk sesama operator. Jam 11 malam, waktunya masuk kerja, pikiranku masih saja kalut. Masih terpikirkan hari istimewa mamak, walaupun aku tahu mamak tak pernah menganggap hari itu istimewa.





Sebagai wanita ndeso, mamak tidak begitu mementingkan hari-hari seperti itu. Buat apa juga, toh ga berpengaruh. Mungkin dulu jika ada kelebihan rejeki, mamak akan bikin nasi kuning lalu di bagikan pada tetangga-tetangga rumah. Pun ketika aku atau adikku bertambah usia.





Tapi kali ini aku ingin mengingatnya, aku ingin membuat mamak tersenyum. Masih saja ada galau saat aku menjaga “kebo-kebo” ku. Masih saja terpikirkan tentang mamak. Di sela-sela menjaga “kebo” yang masih rewel, ku coba mengambil selembar kertas, lalu ingin menarikan pulpen dalam tanganku, hasilnya nol. Tak ada kata yang tertulis… ada sebenarnya.. namun hanya sepenggal-sepenggal tanpa bisa di rangkai menjadi satu puisi yang padu.







Bunda,

hari ini terimalah kado dariku

sebongkah cinta dalam kotak ungu

dengan pita pembalut rindu..



sampai di sini aku mati ide.. harus ku kemanakan lagi puisi ini. Tak bisa mengalir, mandek. Kemudian mencoba lagi…







bunda,

berpuluh tahun engkau merajut cinta

dengan benag-benang emas kasih sayang

engkau renda, engkau sulam…



lagi-lagi… sampai sini aku benar pasrah, tak ada lagi kata yang keluar dari otakku. Lalu mencoba meraih hp, dan sembunyi-sembunyi berselancar di dunia maya. Mencari mbah google, bertanya tentang puisi bunda. Beberapa puisi aku baca, puisi-puisi sarat makna, tentang kasih bunda yang tiada tara. Aku hampir tergugu, saat membaca satu persatu puisi yang terpampang dalam monitor hp ku. Kenapa aku tak bisa???





Mereka bilang syurga di telapak kakimu

Maka ijinkan aku bersimpuh di hadapanmu





Dua kalimat ini aku rasa tidak pas… jadi lagi-lagi aku coret dari kertas yang ada di hadapanku. Teman-teman satu line, mencoba membaca apa yang aku tuliskan. Tapi tak ada yang bisa membantu, malah ujar mereka, mereka tak minat langsung dengan hal-hal semacam itu. Sedangkan dulu saat sekolah saja pelajaran Bahasa Indonesia mereka tidak minat. Aku menyerah…





Aku raih hp bututku, kemudian kutekan tombol *128*4*2*1# sebagai kode untuk meminjam pulsa dari operator. Ini jalan terakhir lumayan buat sms mamak. Lalu kucari nomer mamak, dan aku mulai menulis.





Selamat ulang tahu bunda. Terimakasih atas berjuta cinta yang telah engkau berikan hingga kini. Maaf belum bisa membuatmu bahagia… love you!!







Ada rasa penyesalan yang terkirim bersama sms itu. Betapa selama ini aku tak pernah bisa membahagiakan mamak. Betapa selama ini aku hanya bisa mengeluh dengan keadaanku, memberontak dan membuat mamak menangis sedih. Tanpa aku pikirkan, bagaimana mamak berjuang demi kami, aku dan adikku, anak-anaknya. Dengan keterbatasannya mamak berhasil mencukupi kami. Walaupun itu hari dilaluinya dengan terbangun tengah malam, menyelesaikan jahitan. Hanya untukku dan untuk adikku.





Ya ALLAH,

Malam ini sampaikan kecup hangatku,

Seperti dulu ia mengecupku menjelang tidurku.

Dekaplah ia dengan mimpi yang indah

Seperti dekapan hangatnya untukku dulu.



aku menyayanginya,



hanya tak tau bagaimana mengungkapkannya





























PULAU PINANG, 15 JULI 2010





LANISA JINGGA

Wednesday, July 14, 2010

PAGI YANG HOROR

PAGI YANG HOROR




Minta maaf sebelumnya, jika postingan kali ini rada jorok atau gimana.



Minggu ini jatah masuk shift malam. Sebenernya ga ada istimewa seperti selalunya, cuman kalo masuk malem itu rada bebas, ga ada “hantu” [baca:orang-orang office yang banyak peraturan]. Jadi mau maen-maen atau duduk ya seenaknya [ketahuan banget kalo kerja sukanya maen-maen]. Tapi tadi malem ada kejadian yang lain dari biasanya.



Bermula dari masuk kerja jam 11 malem, sang teknisiku yang super cungkring dah koar-koar kalo akan ada audit dadakan mungkin jam 6 pagi [ini mah namanya bukan audit dadakan, orang dah bocor infonya] jadi kudu siap-siap segala hal, mulai dari 5S [seiri, seiton, halah.. apalagi ya?? Aku lupa… intinya mah kebersihan dan kerapian tempat kerja] dan juga jangan banyak maen-maen [tapi yang ini mah tetep aja ga bisa berubah]. Aku sendiri dari awal masuk sudah direpotkan dengan “kebo” [baca : mesin] ku yang lagi ngambek alias problem. Emang yang nanganin teknisi aku sih, tapi tetep aja aku kudu mantengin juga, soalnya bentar-bentar stop tuh kebo.



Sampe jam istirahat pertama ga ada yang aneh, keluar ke kantin jam 12.30 pagi, ber-hahaha—hihihi sama temen-temen selama setengah jam. Kemudian masuk lagi, melanjutkan jagain si kebo-kebo, maen-maen sama temen , ngobrol, de el el.



Hingga ga terasa udah jam 03.30 pagi… treeeeeeeeeeeeenggggg.. waktunya istirahat kedua… langsung ngacir ke kantin lagi. Menikmati bubur kacang ijo, tapi saying ga ada es nya… jadi ya sudahlah makan anget-anget gitu… waktu istirahat yang cuman di kasih 20 menit tapi berhubung pada pake jam karet waktu istirahatnya jadi moloooor 30 menit. Beranjak dari kantin menuju toilet [nah, cerita mulai dari sini]



Aku jalan agak belakang dari teman yang lain, sampe di depan toilet si Ketik dan maen cegat aja, “kak… ga usah masuk toilet.”

Lha..???? aku ini dah HIV [baca : hasrat ingin Vivis] Ketik sayang. Mana AC nya nambah dingin lagi. Kemudian di susul beberapa orang yang juga melarangku untuk mengurungkan niat masuk ke dalam toilet. Jadi makin penasarang apa yang terjadi di dalem sono.



“ada [maaf] taik berceceran di lantai.. dah baunya… beeuuuuh… mau muntah Ketik”

nah.. dah cukup menjelaskan bukan..berceceran!! berceceran sodara-sodara!!! Aku minta penjelasan lebih lanjut dong tentang berceceran itu… dan di jelaskan maksudnya.. tuh “pisang goreng” [maaf pake istilah lain aja deh, males kalo nyebut yang bener] berada di atas lantai, bukan di dalam mangkok tandas [baca: lobang WC duduk]. Hhhhhhfffftttt… hoeeeks… parah banget tuh orang, kok sampe bisa PUP di lantai gitu, ga di siram pulak.. di biarin tampil di muka umum… banyak yang bego-begoin si empunya “pisang goreng”, mbok ya’o di siram ke lubang air yang ada.. kan punya sendiri kok yo males tho yo… [bahasa mulai aneh]. Kalo kayak gitu kan mengganggu ketertiban umum, dan tentu saja kasihan makcik-makcik cleaning service.



Cerita berlanjut, banyak yang merasa HIV, sedangkan aku sendiri aku urungkan niatku buat ke toilet. Ga papa lah ditahan bentar [don’t try at home!!] Karena toilet samping rusak, untuk ke toilet belakang kudu muter jalannya apalagi ke toilet bangunan sebelah… makasih aja deh. Kembali masuk ke tempat kerja, ngurus si “kebo-kebo” lagi….baru beberapa menit di dalam production, kak Ju ngasih berita, “weyyy.. ada hysteria….” Merinding bulu romaku…. Hysteria berarti berhubungan dengan makhluk gaib… hehehehe.. ADA HANTU DI KILANG.



Mulailah cerita mengalir simpang-siur, dari mulut ke mulut yang ga jelas. Dan kutarik kesimpulan begini jalan ceritanya.



Setelah tahu toilet depan ada “pisang goreng” tadi ada beberapa orang yang emang ga tahan HIV. Ada 2 orang, orang berkebangsaan India [tapi tetep asli Malaysia] dan anak Indonesia. Dua orang ini berniat ke toilet bangunan sebelah, karena toilet samping rusak. Di tengah jalan koridor, ketemu orang-orang yang habis dari locker, ditanyain mau kemana, terus disaranin ke toilet belakang aja, kan 2 orang pasti ga ada apa-apa. [untuk sekedar info : sejak pintu belakang production ku ditutup, toilet belakang ga di pakai lagi, paling kalo shift pagi aja karena ramai orang-orang DHL yang pakai.. kalo malem sepi. Dan lagian emang dari dulu udah ada yang pernah di nampaki]



Akhirnya dua orang ini jadi juga ke toilet belakang. Dan tragedy di mulai….. pertama orang India tadi kayak di telinganya kedengeran orang perempuan tertawa, lalu yang anak Indo melihat penampakan perempuan dengan rambut panjang… kontan mereka menjerit dan berusaha keluar, tapi seakan ditarik sama penampakan tadi… sempat keluar dan lari.. lewat kantin masih ada beberapa laki-laki yang belum masuk dari rehat. Dan dari situ di tolongin di bawa ke klinik.

Sampai balik jam 06.50 pagi. Masih ada kesan trauma pada mereka berdua. Terlihat jelas pada anak Indo yang masih lemes aja….



Nah begitulah kira-kira kejadian pagi tadi… ada penampakan di kilang. Jadi horror deh kalo mau ke toilet sendirian, padahal ku lebih selesa [baca: nyaman] kalo ke toilet sendirian, ga keburu-buru. Tapi dengan kejadian itu musti mikir 2x deh kalo mau ke toilet sendirian…..







Pelajaran moral:



*jagalah kebersihan dalam toilet di mana pun anda berada.

*bertanggung jawab dengan toilet yang ada gunakan.

*jangan lupa menyiram toilet sehabis digunakan

*ajaklah teman jika ingin ke toilet pada malam hari [walopun pada kasus ini ga ngaruh bawa temen juga]





PULAU PINANG, 14 JULI 2010



LANISA JINGGA

Tuesday, July 13, 2010

CALON MANTAN ADIK IPARKU

Mantan Calon Adik Iparku




Oleh : Lanisa Jingga





Ku perhatikan surat undangan berwarna merah hati itu, di dalamnya berisi nama Faisal dan gemala. Akhirnya mantan calon adik iparku itu menikah juga. Mantan calon??? Ya… dulu Dek Mala adalah pacar adik lelakiku. Hubungan yang mereka jalani pada akhirnya membuat aku memanggil dek Mala calon adik ipar.



Aji, adikku, sangat mencintainya. Karena aku tahu, Mala lah perempuan satu-satunya yang pernah mencuri hatinya. Lagipun aku sangat kenal dengan sifat adikku itu, dia tidak akan pernah main-main dengan perasaannyya sendiri. Dia akan maju jika dia benar-benar menginginkan sesuatu. Hingga pada akhirnya tragedy itu terjadi, Mala minta putus. Aku tak tahu pasti apa yang terjadi pada mereka, karena saat itu, statusku sebagai seorang istritelah menyita waktuku sehingga aku jarang bertemu mereka lagi.



Masih kuperhatikan undangan pernikahan itu ketika sebuah sms masuk dalam hp yang aku letak di atas meja.



Mbak sibuk ga?? Bisa ketemu??



Panjang umur ni orang, baru saja aku lamunkan, tiba-tiba smsnya datang.



Kapan?? Apa ga ganggu persiapanmu?



Ikut mbak aja kapan bisanya.



Baiklah, satu jam lagi ketemu di taman kota ya, mbak bawa Neysa.





*&*



Suasana taman kota yang asri menjadikan siang itu tak begitu panas. Banyak pepohonan yang meneduhkan, ada arena bermain anak-anak, yang ini yang disukai Neysa. Kami mengambil tempat duduk di seberang taman bermain, selain dapat mengawasi Neysa tempat itu juga terllindung dari matahari.



Mala masih diam. Masih asyik memperhatikan Neysa dan anak-anak yang lain bermain-main dengan riang.



“Mereka bahagia sekali ya mbak??”



Akhirnya kebisuan terpecah. Aku tersenyum. “Dek Mala kan juga bahagia, kan sebentar lagi akan bersanding dengan pujaan hati.” Kuperhatikan raut wajah Mala yang tiba-tiba berubah, ada aura mendung bergelayut di matanya.



“Kalau boleh berharap, sebenarnya Mala ingin Mas Aji dalam persandingan itu mbak. Seperti dulu, saat pernikahan mbak, aku sungguh bahagia sekali.”



Sedikit kaget dengan pernyataannya itu. Memang aku masih ingat jelas, saat pernikahanku dulu, Dek Mala aku daulat menjadi salah satu pagar ayu dan tentu saja Aji menjadi pagar bagusnya. Pas sesi foto-foto mereka menggunakan pelaminku untuk foto berdua, terlihat jelas pasangan yang serasi.



“Aku mencintai Mas Aji, mbak. Mencintai ayah-ibu dan mencintai mbak. Tapi karena tindakan bodohku, semua impian hancur. Aku telah menyakiti Mas Aji hingga ia membenciku.” Ada isak dalam kalimat terakhirnya.



“Aji ga pernah membencimu, Dek”



“Tapi dia pergi mbak, dan tak mau memaafkan aku…”



“Kepergiaannya ke Negeri Sakura bukan karena ia membencimu. Percayalah dia akan bahagia jika kau bahagia. Doakan saja dia juga segera mendapatkan kebahagiaan sepertimu. Kamu tetap adik mbak, tetap anak ayah-ibu, jika kamu merindui kami, pintu rumah kami masih selalu terbuka untukmu.” Kuhadiahkan senyum untuk mengusir galau di hati Mala.



“Tanteeee….. tante… ayo temeni neysa main ayunaaaannnn…..” rengek Neysa pada Mala.



“Tuh kan Neysa pun tau kalo Dek Mala tetap tantenya..”kataku.





*&*



Hari ini pernikahan Dek Mala, aku datang bersama ayah-ibu, suamiku dan tentu saja anak semata wayangku, Neysa. Dek Mala benar-benar cantik hari ini. Dengan balutan baju kebaya warna merah. Kami langsung menuju panggung pelamin, kuperhatikan Dek Mala mencium tangan ayahku, lalu mencium tangan ibuku dan hadiah ciuman di kedua pipi terakhir di keningnya. Suamiku yang menggendong Neysa hanya salaman aja dengan kedua mempelai. Sedangkan aku sendiri, kucim kedua pipinya sambil mengucapkan selamat dan doa untuknya. Terlihat airmata mulai luluh dari ujung mata Dek mala, kemudian kuusap perlahan, “jelek tau kalu make up nya luntur.”

Setelahnya kami foto bersama, sekeluarga.. ayah-ibu di sebelah kanan faisal,aku dan suamiku di sebelah kiri Dek Mala, sedangkan putri kecil kami nangkring di tengah-tengah.



Resepsi ini sangat meriah, penuh keceriaan. Kuraih HP di tas kecilku.



“Bidadarimu cantik sekali.” Kulayangkan sebuah pesan singkat ke negeri nun jauh di sana. Tak berapa lama pesan balasan masuk.



“Aku tahu, Mala selalu cantik, dan dia akan terlihat cantik saat kebaya membalut tubuhnya. Anggun. Tapi mbak tahu, kecantikannya akan lebih terserlah kalo yang di sampingnya adalah lelaki ganteng kayak aku. Hehehehe…:P”



Ada nada getir dalam balasan tersebut, tapi masih saja dia bisa bercanca, dan aku yakin adikku sudah bisa menerima kenyataan ini. Kulirik Mala yang masih lena melayan tetamu yang hadir memberi restu dan doa kebahagiaan. Walau Cuma mantan calon adik ipar saying kami tidak pernah berkurang

Thursday, July 1, 2010

rindu sang angin

ada getar aneh kembali
saat engkau kembali menyapaku kembali
lewat bisikan
lembut membuai..

aku hampir terlena,
tika kau ucapkan bisikan rindu
saat meminta pengertianku.

"hanya ingin mendengar suaramu" dalihmu.

aku tahu kau sedang merindu,
buktinya aku sdah melarangmu
tappi tetap saja kau menghubungiku.




angin,
rindu kita telah menjadi rindu terlarang
dan aku sudah mengubur semua kenangan kita.
jauh,
jauh dalam lubuk hati...

lelaki angin kembali

aku merasa ada getaran di sampingku
ternyata hp ku bergetar,
karena sengaja akku silent
sebuah nama yang berusaha aku lupakan terpampang di monitor,

aku ragu untuk menjawab,
walopun akhirnya sebuah sapaan muncul juga dari mulutku.
"dek, apa kabar???"tanyanya.

"aku baik-baik saja"jawabku, sambil menahan gemuruh dalam hati.

hanya kata itu dan kemudian mati,
akku tau dia berharap aku menelponnya balik..
tapi tak aku lakukan...
cukup ia jadi kenangan...
tak mau lagi mengusiknya........